KILASRIAU.com - Dalam berbagai acara resmi, terutama penyambutan pejabat atau tokoh penting, kalungan bunga sering kali menjadi simbol penghormatan. Namun, seperti yang diberitakan dalam artikel Mey News Report berjudul "Sebagai Simbol Bekerja dan Bersih-Bersih, Kalungan Bunga Kita Ganti Sapu Lidi," ada gagasan menarik untuk mengganti kalungan bunga dengan sapu lidi sebagai simbol kerja dan kebersihan.
Ini bukan sekadar simbolisme belaka, melainkan pesan kuat tentang perubahan cara pandang terhadap kepemimpinan dan kinerja. Sapu lidi mengandung filosofi mendalam: kerja sama, kebersihan, dan aksi nyata. Tidak seperti bunga yang hanya indah dipandang, sapu lidi adalah alat kerja, yang berarti bahwa mereka yang menerimanya diharapkan benar-benar "bekerja" dan bukan hanya menikmati seremoni belaka.
Dari Simbol ke Implementasi
Mengganti kalungan bunga dengan sapu lidi adalah langkah simbolis yang menarik, tetapi yang lebih penting adalah implementasi nyata dari filosofi ini. Apakah pejabat yang menerimanya benar-benar akan bekerja membersihkan masalah di masyarakat? Ataukah hanya sekadar menerima simbol tanpa makna yang dihayati?
Jika benar-benar ingin menanamkan semangat kerja keras dan kebersihan, maka perlu ada tindakan konkret. Pemimpin dan pejabat harus menunjukkan komitmen mereka dengan aksi nyata, bukan sekadar seremoni. Jangan sampai sapu lidi hanya menjadi simbol tanpa makna, seperti banyaknya program kerja yang berhenti di atas kertas.